Minggu, 08 April 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD

PENERAPAN MODEL JARIMATIKA DALAM PERKALIAN, CONTOH DAN LATIHAN BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI I .........      KECAMATAN .................. KABUPATEN........................

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Masa kini dan masa mendatang terjadi penuh perkembangan dan perubahan yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan dibidang sains,teknologi, sosial , budaya dan perubahan dalam perdagangan, pemerintahan, dan pergaulan dunia. Keadaan ini menunjukkan bahwa kehidupan sekarang dan mendatang penuh dengan tantangan dan persaingan.
Untuk mampu bertahan hidup serta mampu menghadapi tantangan dan persaingan, generasi muda sekarang perlu memperoleh bekal pengetahuan dan pengalaman, kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kemajuan.dengan demikian kita memerlukan pendidikan bermutu untuk membawa generasi muda manjadi manusia cerdas, ahli, tampil, cinta tanah air, mempunyai dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi terhadap kemajuan bangsa dan bernegara, dan berkompeten dalam pembangunan .
Dasar pengembangan pendidikan yang bermutu adalah empat pilar ( tiang ) belajar yang dikemukakan UNESCO yaitu (1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be dan (4) learning to live together.prinsip-prinsip tersebut mendasari pengembangan pendidikan untuk menghasilkan kompetensi peserta didik sesuai dengan tingkatan belajar di sekolah.peserta didik yang kompeten artinya peserta didik yang cerdas ,cakap, mampu memahami dengan baik bahan yang di ajarkan ,mampu bersikap,bernalar,dan bertindak sesuai prosedur yang benar dan mengembangkan integritas kebersamaan dalam perbedaan.
      Untuk menjadi siswa yang berkompeten, setiap siswa mengikuti proses pendidikan berupa pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Proses merupakan faktor penting untuk memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.Pendidikan Dasar 9 Tahun merupakan lembaga pendidikan pertama bagi peserta didik untuk belajar mambaca , menulis , dan berhitung.Kecakapan dalam bidang itu merupakan landasan utama yang harus dimiliki peserta didik untuk menggali dan mencari ilmu pengetahuan di tingkat yang lebih tinggi. Dalam Undang – Undang Pasal 39 No 21 1989 , dijelaskan bahwa sistem pendidikan Nasional mengharuskan untuk menguasai dan memiliki kecakapan membaca , menulis , dan berhitung . 

Identifikasi Masalah
      Setelah guru memberikan pelajaran, guru selalu memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diberikan guru. Jika diamati hasil evaluasi siswa akan terlihat bahwa siswa yang berhasil maka akan lebih muda mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan yang belum berhasil maka akan silit mencapai KKM.
      Tingkat pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran matematika kompetensi’ perkalian’ di kelas II SD Negeri I Ketitang Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung pada semester 2 tahun pelaqjaran 2010 / 2011, menunjukkan bahwa penguasaan materi pelajaran yang harus di kuasai siswa masih rendah. Dari beberapa kali ulangan menunjukkan belum tercapainya KKM (56) yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil ulangan matematika (perkalian) hasilnya  : dari 26 siswa yang mendapat nilai  50 dibawah KKM 3 peserta didik ,yang mendapat nilai 60  baru 11 peserta didik  sedangkan sisanya  12 peserta didik mendapat nilai 70.Rata – rata nilai tes formatif I 6,15
      Ketika mengamati siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dapat diketahui beberapa kekurangan siswa yang terjadi selama proses refleksi   pembelajaran berlangsung antara lain:
  1. siswa sering bergurau dengan temannya
  2. Siswa senang bicara ketika guru sedang menjelaskan mareri pelajaran
  3. Siswa tidak berani bertanya kepada geru ketika mengalami kesulitan
  4. Siswa banyak mengalami kesulitan ketika mengerakan soal latihan
  5. Konsep hitung dasar pada siswa masih sangat rendah
  6. Hasil nilai tes formnatif siswa masih relatif rendah
      7 Motivasi belajar siswa rendah terhadap mata pelajaran Matematika              Berdasarkan jawaban- jawaban diatas dapat dikatakan bahwa siswa belum berhasil secara evektif, dengan salah satu indikator adalah hasil nilai tes formatif masih relatif rendah.

Analisa masalah
      Dari berbagai kekurangan yang dialami siswa dapat mengikuti pembelajaran matamatika kompetensi ‘perkalian’ diketahui bahwa proses pembelajaran ternyata belum berhasil mengantarkan siswa belajar secara evektif.untuk mengetahui secara lebih rinci penyebab kurang evektifnya pembelajaran tersebut, penulis melaksanakan refleksi dengan teman sejkawat.dari hasil diskusi dapat diketahui beberapa kekurangan yang terjadi selama prosaes pembelajaran berlangsung, antara lain:
  1. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan siswa.
  2. Guru kurang memberi motrifasi belajar pada siswa.
  3. Guru kurang memangfaatkan media sebagai alat peraga.
  4. Guru tidak mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
  5. Guru kurang dalam memberi contoh soal dan pembahasannya.
  6. Guru kurang memberi soal latihan pada siswa.
  7. Kurangnya buku sumber sebagaibahan belajar siswa.
8.      Pekerjaan rumah masih kurang di berikan oleh guru.
9.      Guru kurang menguasai materi
      Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika kopetensi ‘ perkalian ‘ dikelas II SD N .............. belum terlaksana secara evaktif. Oleh karena itu  maka guru menerapkan model jarimatika untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SD N .......... Kecamatan  ......... Kabupaten .....................

B. Rumusan Masalah
      Atas dasar rumusan pendahuluan, identivikasi dan analisis permasalahan diatas, maka masalah yang dihadapi guru kelas II SD N .................... adalah”bagaimana menerapkan model jarimatika dalam perkalian untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas II SD N I ........... Kecamatan .......... Kabupatan ......................?” 
C.Tujuan Perbaikan
Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya perbaikan ini adalah :
  1. Mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran agar lebih evektif.
  2. Meningkatkan keaktifan dan minat belajar siswa dan perannya selama pembelajaran berlangsung .
  3. Meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjang dengan peraga jari matika.
  4. Mengetahui pentingnya model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman atau penguasaan materi ,bagi siswa.
      5.  Memperbaiki proses pembelajaran siswa yang ditunjang dengan alat peraga
      6.  Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan alat peraga.

D.Manfaat Penelitian
      Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
  1. Bagi siswa SD N ...................
    1. Kopetensi siswa dalam mata pelajaran matematika, khususnya pada matari pokok perkalian dapat dicapai
    2. Hasil belajar siswa kelas II SD ................... dalam mata pelajaran matematika khususnya materi pokok perkalian dpat meningkat.
    3. Meningkatkan peran siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
    4. Penerapan model jarimatika dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa di kelas-kelas lain.
  2. Bagi guru SD N I Ketitang
    1. Salah satu wahana meningkatkan profesionallisme guru utamanya dalam hal penulisan karya ilmiyah
    2. Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam KBM.
    3. Meningkatkan kwalitas pembelajaran.
    4. Adanya inovasi model pembelajaran matamatika dari dan oleh guru yang maeniik beratkan pada penerapan bidang jarimatika.
    5. Merupakan sumbangan pemikiran dan pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuninya.
    6. Dengan adanya penelitian ini maka terjalin karja sama atau kolaborasi sesama guru di SD N I Ketitang
    7. Guru dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran yang dikelola dengan cepat
  3. Bagi SD N ...................
    1. Diperoleh panduan inovatif model jarimatika diharapkan dapat dipakai   diluar SD N.................
    2. Melalui peningkatan kwalitas pembelajaran di SD N ................ maka
Di harapkan dapat meningkatmkan kwalitas SDM tenaga kependidikan yang ada.
    1. Sebagai reverensi atau kajian ilmiah bagi lembaga pendidikan dalam hal
Perbaikan pembelajaran.    

BAB II  Download
BAB III  Download
BAB IV Download
BAB V  Download
DAFTAR PUSTAKA  Download

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD

PENGGUNAAN PENDEKATAN PARTISIPATORIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA
SISWA KELAS II SEMESTER GENAP TAHUN ....................
SEKOLAH DASAR SD NEGERI  ..............................
KECAMATAN .................. KABUPATEN................
 
 
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
1.      Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pembangunan nasional mempunyai sasaran yaitu tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pencapaian dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diwujudkan antara lain melalui peningkatan pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dilibatkan pendidik, peserta didik, pendekatan alat/media/instrumen, dan lingkungan. Dari komponen tersebut, guru memiliki peran utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu, di dalam mengajar, guru harus mempunyai sikap profesionalisme. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan yaitu pendekatan atau cara mengajar bahan pelajaran tertentu dengan memperhatikan tingkat kelas, umur, situasi, dan kondisi lingkungan siswa tanpa mengabaikan faktor lain.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang luas karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar yang terjalin dalam satu bentuk interaktif/edukatif. Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya.




2.      Identifikasi Masalah
Hasil tes formatif mata pelajaran IPS tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
Ada sepuluh anak yang mendapat nilai di bawah KKM ( 5,6 )
Nilai rata- rata 65,5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis mengadakan penelitian dalam rangka perbaikan pembelajaran di kelas II SDN I Ketitang. Penulis melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran karena adanya masalah yang dirasakan dalam kegiatan refleksi pembelajaran IPS pada siswa kelas II, yaitu:
  1. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi kedudukan dan peran anggota keluarga rendah. Dari 26 siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 10 siswa.
  2. Motivasi belajar siswa rendah terhadap mata pelajaran IPS.
  3. Pelajaran membosankan
3.      Analisis Masalah
  1. Guru masih mendominasi dalam menerangkan materi pembelajaran di depan kelas, sedang siswa kurang terlihat secara aktif dalam proses pembelajaran.
  2. Metode pembelajaran tidak sesuai
  3. Penjelasan guru kurang jelas
  4. Penjelasan guru terlalu cepat
Maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran sangat kurang, sehingga dalam pembelajaran IPS perlu adanya suatu pendekatan yang tepat. Dengan pendekatan partisipatoris, akan terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang akan meningkatkan pemahaman terhadap materi yang akan diajarkan dan peserta didik mampu menguasainya. Hasil dari penguasaan materi tersebut adalah nilai di atas tuntas.
Berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini, yang menjadi penelitian perbaikan pembelajaran adalah pendekatan yang tepat pada proses pembelajaran.
B.     Rumusan masalah
“Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa kelas II SD pada pembelajaran IPS tentang kedudukan dan peran anggota keluarga dengan menggunakan pendekatan partisipatoris?”
C.    Tujuan perbaikan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap standar kompetensi kedudukan dan peran keluarga dengan menggunakan pendekatan partisipatoris.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, peserta didik, maupun bagi sekolah.
1.      Manfaat PTK bagi guru adalah
a.       untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kegiatan pembelajaran
b.      untuk mengetahui pembelajaran yang dikelolanya
c.       membuat guru lebih percaya diri
d.      guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menulis dan dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
e. guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri
f.      dengan pengalaman melaksanakan PTK, guru akan merasa lebih mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif.
2.      Manfaat PTK bagi peserta didik adalah
a.       melatih siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, bekerja sama, mengungkapkan pendapat, menghargai kekurangan dan kelebihan siswa lain, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
b.      menjadi model bagi siswa.
3.      Manfaat PTK bagi sekolah
a.       meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa
b.      sekolah menghasilkan berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan di sekolah lain
sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang. 



 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Landasan Teori
1.      Pendekatan parsipatoris adalah proses belajar mengajar didasarkan pada dialog transaksional, yaitu proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara interaktif antara guru dengan siswa. Mempunyai makna yang lebih luas daripada mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar yang terjalin dalam bentuk interaktif edukatif.
2.      Teori belajar
a.       Menurut Gadne dan Barlline (Abisamsudin, 1977). Dalam konteks ini, guru berperan, bertugas, dan bertanggung jawab sebagai berikut:
1.      Perencanaan (plener) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran (weteating problems).
1.      Pelaksanaan (organizer) menciptakan situasi memimpin, merangsang, menggerakkan,  dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana.
2.      Penilaian (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan praktiknya maupun kualifikasi produk (outputnya).
Dalam proses belajar mengajar, harus didasarkan pada dialog transaksional, yaitu proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara interaktif antara guru dengan siswa. Mempunyai makna yang lebih luas daripada mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar yang terjalin dalam bentuk interaktif edukatif.
Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya.
b.      Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan berpikir sosial, dan keterampilan praktis. Ketiganya dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan mengembangkan berpikir teoritis, keterampilan sosial dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan oleh guru dalam belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru. Interaksi optimal dalam proses belajar mengajar dapat digambarkan dengan model sharing (sharing model) sebagai berikut:
c.       Selanjutnya, Brookfield (1987) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar sangat memerlukan kepekaan dan aktualisasi kompetensi guru secara profesional. Dalam pelaksanaannya, berbagai prinsip proses belajar mengajar aktif yang menganut keluwesan interaktif guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru dengan saran belajar didasarkan pada dialog transaksional yaitu proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara interaktif antara guru dengan murid.
3        Teori pembelajaran
Menurut pandangan kalangan humanisme dan Zogers (Antony), (Sutich dan Miles A Vich: 1969), guru lebih berperan sebagai fasilitator artinya guru harus lebih berperan aktif dalam suatu proses pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang interaktif.
Dengan menggunakan pendekatan partisipatoris, proses pembelajaran pada materi peranan anggota keluarga terjadi hubungan interaktif edukatif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Peran guru mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman terhadap materi lebih meningkat.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil yang dicapai.
B.   Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari diri siswa, sarana prasaranamaupun dalam kaitanya dengan lingkungan sosial. Pada kenyataanya memang tidak jarangsiswa yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya sehingga tidak mencapai hasil yang optimal.
            Salah satu fasilitas yang dapat membantu siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan pendekatan atau metode sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dalam  melaksanakan pembelajaran, guru harus dapat manggunakan metode yang tepat untuk dapat mencapai tujuan sesuai dengan indikattor yang telah diterapkan. Berdasarkan hal tersebut di atas tentu saja diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C.   Hipotesis Tindakan
            Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
            “Penggunaan pendekatan partisipatoris dapat meningkatkan pemahaman tentang kedudukan dan peran anggauta keluarga”.

BAB III  Download
BAB IV  Download
BAB V   Download
DAFTAR PUSTAKA  Download

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More